“Ini rumah utama. Jadi kalau dari sana (Kalimantan) pulang kesini, ya disini. Nanti kalau nggak punya, ya mau kemana," tutur Cindy yang tamatan SD, pernah ke Jakarta jadi  asisten rumah tangga. Pulang ke Klaten untuk meninggali rumah sendiri yang sekarang ambruk itu. Setelah menikah ikut suami, kemudian ditunggui pamannya, Purnomo.

Musibah itu terjadi pada Selasa (7/1/2020) pukul 02.10 WIB. Hujan deras saat itu mengguyur rumah 4x6 meter. Sebelumnya, Purnomo (38) yang sendirian di dalam rumah punya firasat. Dia sempat terbangun mendengar suara decitan seperti tikus.Setelah berusaha duduk lalu ingin keluar rumah.

BRUKK! Seketika gelap gulita. Ia tak tahu masih bisa selamat atau tidak. Purnomo memanggil-manggil istri dan anaknya, takut jika rumah itu mengenai sisi bangunan rumah adiknya, maka istri dan anaknya akan jadi korban reruntuhan.

Purnomo masih berusaha mencari jalan keluar hingga tetangga sempat mengetahui dirinya tertimbun rumah roboh. Beruntung dia tidur belakang almari kokoh sebagai sekat sehingga rangka genteng dan runtuhan lain tak begitu mengenai dirinya. Istri dan anaknya selamat.

Purnomo, yang bekerja menjadi tukang parkir wisata Batu Putih belum memiliki rumah. Dia tidur di rumah kakaknya Slamet Riyadi yang merantau ke Kalimantan. Istrinya tidur di rumah adiknya yang merantau ke Jakarta. Mereka hanya menunggui rumah-rumah keluarganya.

Namun, rumah Slamet Riyadi adalah rumah yang dibangun dari bantuan RTLH (Rumah Tak Layak Huni) pemerintah dengan susunan seadanya. Pasir,batako, semen, dan rangka besi kecil disusun Slamet Riyadi sendiri dengan sekuat tenaga. Itu pun belum ada sanitasinya. Sehingga kamar mandi ikut ke rumah saudara.

 Jika dihitung, barang-barang itu sekitar 8 juta. Beberapa kekurangan pembuatan rumah dicicil dengan berhutang, namun sudah dikembalikan. Semisal atap genteng. Alhasil, bangunan sejak 2016 itu roboh karena tidak kuat menerima air hujan.

Ayah Cindy, Slamet Riyadi merantau dengan istri dan 5 anaknya untuk jual es keliling. Anaknya yang masih sekolah juga membantu jual sayur. Menurut tetangga, Pak Slamet dan saudara-saudaranya adalah keluarga yang tak mampu.

Mereka adalah penerima bantuan dari Pemerintah. Sedang untuk mengajukan pembangunan rumah lagi, itu hanya ada kemungkinan kecil karena sudah pernah mendapatkan bantuan RLTH. Padahal jika warga mau membantu membangunkan, mereka masih mau bergotong royong. Namun, dana yang dibutuhkan belum ada.

Mereka butuh bantuan kita. Bantu Pak Slamet Riyadi miliki rumah LAYAK HUNI untuk 7 anggota keluarganya yang berlokasi di Dusun Tulung, Desa Talang, Kec. Bayat, Kab. Klaten.

Sebelumnya, kami mengucapkan terima kasih banyak atas partisipasi Sahabat untuk membantu maupun menyebarkan link ini.

Info selengkapnya kunjungi website kami di http://bit.ly/rumahlayak