Namanya Ustadzah Jumilah (56), sudah lebih dari 5 tahun beliau mengajar TPQ di Mushala Miftahul Huda.

“hal ataaka khadiitsul ghaasyiyah. Wujuuhuyyaumaidzin khosyi'ah. a’limatunnaahibah. Tashlaanaaran khaamiyah. Tusqaamin a’inin aaniyah. Laisa lahun thoa’mun illaa min dhorii’ laayusminu walaa yughnii minjuui’..”  Ustadzah Jumilah mendengarkan dengan saksama setoran surah al-Ghasyiyah salah satu santri di TPQ Miftahul  Huda setiap sore hari. 

Selain mengabdikan diri dengan mengajar anak-anak di Kampung Qur’an Rukem, Bu Jum juga membuat souvenir dari daur ulang sampah. Dengan telaten Ia menjahit plastik dan botol-botol bekas menjadi tas, dompet, vas bunga, tempat pensil, tempat tisu dll. Semuanya Bu Jum kerjakan secara manual dengan jahitan tangan. Beberapa kali Bu Jum juga menerima pesanan untuk souvenir. Namun sayang, pesanan baru dapat dipenuhi dalam jumlah terbatas karena masih dikerjakan secara manual yang membuat produksi memakan waktu lama.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Bu Jum bergantung dari pembuatan souvenir dan warung kelontong kecil di halaman rumahnya yang dibuka bersama sang anak. Namun penghasilan dari warung kelontong hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya sekolah cucunya yang berencana untuk masuk pesantren.